KERAJAAN DEMAK PADA MASA PEMERINTAHAN RADEN PATAH
Peran Raden patah dalam penyebaran agama Islam sangatlah besar. Dengan bantuan
Sembilan Wali (Wali Songo), Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam
di Jawa dan wilayah Nusantara bagian timur. Oleh para wali, di Demak
didirikan Masjid Agung Demak yang masih berdiri kokoh hingga sekarang
Perkembangan ekonomi Demak sajalan dengan luas wilayah dan perkembangan
perdagangan menjadi semakin maju. Banyak barang yang berasal dari Demak
berupa beras dikirim ke Malaka. Ketika Malaka dikuasai Portugis, Demak
merasa ikut dirugikan. Berkaitan dengan peristiwa tersebut, pada tahun
1513 Masehi Demak menyerang Portugis ke Malaka. Penyerangan ini dipimpin
oleh putra mahkotanya sendiri yang bernama Pati Unus.
Demak mengirimkan 100 kapal perang dengan ribuan prajurit yang berasal
dari Demak, Palembang dan Aceh. Penyerangan ini dilakukan dari utara
Selat Malaka yaitu dari Demak - Selat Sunda - Panta barat Sumatera -
aceh - Selat Malak - Malaka. Dalam penyerangan ini, Demak dibantu oleh
Kerajaan Palembang dan Aceh. Karena faktor jarak yang terlalu jauh dan
peralatan perang yang kurang seimbang, penyerangan tidak berhasil.
Kegagalan penyerangan ini membuat Demak semakin waspada tentang beratnya
ancaman Portugis. Untuk itu segera menngkatkan pertahanannya dengan
meningkatkan jumlah prajurit dan kapal-kapal perangnya. Raden Patah
wafat tahun 1518 M, kemudian digantikan oleh putra Mahkotanya Raden Pati
Unus.
.
Menurut Babad tanah jawi Raden Patah adalah putra Brawijaya raja terakhir Majapahit babad) dari seorang selir Tionghoa. Selir Tionghoa ini puteri dari Kyai Batong (alias Tan Go Hwat). Karena Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Cempa merasa cemburu,Brawijaya terpaksa memberikan Selir Palembang Cina kepada adipati nya di Palembang yaitu Arya damar setelah melahirkan Raden Patah, putri Tionghoa dinikahi Arya damar(alias Swan Liong), melahirkan Raden Kusen (alias Kin San).
Menurut Purwaka Caruban Nagari, nama asli selir Tionghoa adalah Siu Ban Ci putri Tan Go Hwat dan Siu Te Yo dari Gresik . Tan Go Hwat merupakan seorang saudagar dan juga ulama bergelar Syaikh Bantong (alias Kyai Batong).
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Illustration_of_Raden_Patah.jpg
Komentar
Posting Komentar