Makam Raja Yang Berjasa Dalam Kerajaan Demak




Tanah Jawi merupaka Demak di Bintoro menurut Babad
 Islam pertama di Tanah Jawa yang muncul setelah surutnya pengaruh Kerajaan Majapahit. Posisi itu membuat raja-raja Kasultanan Demak menjadi penting dalam catatan sejarah siar Islam di Pulau Jawa. Tak heran, makam raja-raja Demak juga kerap menjadi tujuan para wisatawan penziarah yang singgah ke kabupaten Demak.
Makam raja-raja Demak, terletak di bagian utara Masjid Agung Demak, masih di Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Saat memasuk area dalam Masjid Demak, wisatawan harus memilih arah kiri sesampai serambi yang berada di kolam untuk tempat wudu untuk menemukan makam raja raja Demak terdahulu itu.
Makam raja-raja Demak itu terawat dengan baik karena adanya juru kuni yang selalu menjaga permakaman tersebut. Di permakaman itu, antara lain antara lain dikuburkan Pangeran Trenggono, Raden Patah, Syekh Maulana Maghribi, sampai dengan Arya Penangsang. Wisatawan bisa beristirahat di pendapa dan paseban yang menghadap permakaman jika mengunjungi objek  wisata ini.Tiga kubur utama yang ada di Makam Kasepuhan adalah Makam Raden Patah (Raden Abdul Fattah Al-Akbar Sayyidin Panotogomo, Sultan Demak I), Raden Patiunus (Pangeran Sabrang Lor, Raja Demak II), dan Dewi Murthosimah permaisuri Raden Patah. Di sisi kanan kiri makam utama ini terdapat sejumlah makam lain yang sebagian nama-namanya saya bisa kenali.
Makam Pangeran Benawa yang panjang kuburnya boleh dibilang tidak lazim, karena lebih panjang dari makam pada umumnya, Pada tengah kubur terdapat tulisan “Makam Kanjeng Pangeran Benowo, dipugar 11-10-2002 M, 4-8-1423 H”
.
Pangeran Benawa adalah Raja Pajang ketiga (1586-1587) bergelar Prabuwijaya. Mungkin karena itu, makamnya terpisah dari Makam Sultan Demak. Pangeran Benawa adalah putera Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir), pendiri Pajang. Putrinya, Dyah Banowati, menikah dengan Mas Jolang (Panembahan Hanyakrawati), putra Sutawijaya, dan melahirkan Sultan Agung.
Pangeran Benawa juga memiliki putra bernama Pangeran Radin, yang kelak kemudian hari menurunkan nama-nama pujangga besar Kasunanan Surakarta, yaitu yosodipuron dan Ronggowarsito. Pangeran Benawa adalah sultan Pajang terakhir. Sepeninggalnya, Pajang menjadi kadipaten dibawah kekuasaan Panembahan Senopati di Mataram.Kubur di depan bertulis “Nyi Ageng Serang, Dewi Moersiyah”, sedangkan kubur di sebelahnya tak ada tulisannya. Di dalam pagar jeruji tampak ketiga makam utama dan sejumlah makam lainnya. Di dalam cungkup kanan belakang adalah Makam Sultan Trenggana, Sultan Demak ke-3, dan sejumlah makam lainnya, dan di ujung sana adalah Masjid Agung Demak.
Memang terasa ganjil bahwa hanya kubur sultan Demak ketiga yang ada dalam cungkup terkunci dan hanya dibuka pada hari tertentu. Mungkin karena Demak di masa Sultan Trenggana dianggap mencapai puncak kejayaannya dengan menguasai Sunda Kelapa dan Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan (1546).
Sultan Demak keempat, Sunan Prawoto, yang memindahkan pusat pemerintahan Demak dari Bintoro ke Prawoto dan hanya memerintah tiga tahun karena dibunuh oleh orang suruhan Arya Penangsang, juga tidak dimakamkan di kompleks Makam Raja-Raja Demak. Ia dimakamkan di pekuburan umum Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.
Nama-nama yang terlihat pada area kubur terbuka, bersebelahan dengan tiga makam utama, adalah Pangeran Mekah dan isterinya, dan Pangeran Sekar Sedolepen (ayah Arya Penangsang) yang dibunuh orang suruhan Raden Mukmin (nama muda Sunan Prawoto). Makam Arya Penangsang, penguasa Demak yang kelima, belakangan saya lihat ada di Kadilangu.

Ada pula kubur Sunang Ngudung, Walisongo yang juga ayah Sunan Kudus, serta kakak Sunan Ampel. Dalam perang melawan Majapahit, ia membunuh Handayaningrat (Ki Ageng Pengging Sepuh, menantu Brawijaya V). Sunang Ngudung kemudian tewas oleh Raden Kusen, Adipati Terung, seorang muslim yang setia pada Majapahit dan makamnya ada di sana juga.
Dan Bupati Demak Periode 2011-2016 Bapak tafta zani juga di makamkan di sana,Begitupun mantan bupati Demak Dachirin Said juga di makamkan di Pemakaman para Raja.
Galeri:
Makam Raden Fattah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Barongan

Pesona Belimbing Demak dari masa ke masa

Pesona Kelenteng Poo An Bio Demak