Budaya Pengantin Khas Demak Bintoro
Adat Tata rias pengantin Demak sama Adat tata rias jawa ternyata sangat berbeda lho teman-teman,DPC Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati Kabupaten Demak memperkenalkan tata rias pengantin adat Demak Bintoro. Upaya tersebut untuk nguri-uri budaya tradisional khas Demak, yang terinspirasi adat campuran Jawa, Palembang, Cina dan Arab.
Kasultanan Demak Bintoro sebagai cikal bakal Kabupaten Demak selama ini potensi budayanya kurang tergali. Karena itu sebagai masyarakat Demak mencoba melakukan upaya-upaya untuk memperoleh sesuatu yang khas, terutama tata rias pengantin. “Raden Fattah sebagai Sultan pertama Demak memiliki keunikan tersendiri. Maka dari itu, tata rias pengantin khas Demak ini juga menggambarkan tokoh Seorang Raden Fattah ,” Keunikan Tokoh Raden Fatah dilatarbelakangi oleh garis keturunannya yang merupakan campuran antara Palembang (Raden Kertabumi-ayah) dan Cina (Putri Campa- sang ibu). Kemudian Sultan Fatah yang besar dan termasyur di tanah Jawa hingga berhasil memimpin rakyat Demak hidup damai dengan ajaran Islam, semakin memperkuat bahwa yang bersangkutan kaya akan kasanah budaya. Apalagi, saat itu Sultan Fatah juga cukup kental dengan budaya Arab. ” Harpi Melati berusaha memvisualkan tata rias pengantin adat Demak berlatar-belakang pada keunikan percampuran budaya sosok Raden Fattah. Riasan wajah, pakaian hingga tata cara upacara perhelatan pengantin, semuanya merupakan perpaduan budaya Jawa, Palembang, Cina dan Arab,”
ciri khas yang membedakan tata rias pengantin adat Demak Bintoro dengan pengantin Jawa pada umumnya adalah digantinya paesan pada pengantin putri dengan hiasan tretesan. Di samping pula penggunaan hiasan sunduk pentul berbentuk belimbing serta hiasan rambut panjang berjuntai yang menyerupai burung blekok. “Kalau dilihat riasannya memang agak mirip riasan Cina,”
Dia menambahkan, corak pada busana maupun pengantin pria dan wanitanya juga menggambarkan kekayaan khas Kota Wali. Termasuk di antaranya bunga kapas, buah jambu dan belimbing, beras wutah yang melambangkan kemakmuran pertanian, serta sisik ikan yang juga mencerminkan kekayaan laut perairan Demak.”Salah satu khas atau keunikan lainnya, jika pada pengantin Jawan khas Yogyakarta atau Surakarta temon nganten menggunakan gendhing Kebo Giro, untuk pengantin adat Demak Bintoro menggunakan tembang Ilir-ilir.
Galeri:
Sumber:
Komentar
Posting Komentar